Stasiun Butuh hadir bagaikan oase sejarah yang menenangkan. Terletak di Dukuh Krajan, Desa Butuh, Purworejo, Jawa Tengah, stasiun ini menyimpan jejak masa lampau yang terukir indah dalam arsitekturnya yang khas.
Dibangun pada tahun 1887 oleh Staatsspoorwegen (SS), Stasiun Butuh merupakan bagian dari proyek jalur kereta api Westerlijnen-1 (Lintas Barat Utama) yang menghubungkan Yogyakarta dan Maos. Stasiun ini menjadi saksi bisu geliat perdagangan dan perkembangan ekonomi di kawasan Purworejo di masa kolonial Belanda.
Memasuki gerbang stasiun, pengunjung akan disambut oleh bangunan utama yang menawan. Arsitekturnya yang menyerupai joglo, lengkap dengan pendopo dan atap limas, menghadirkan nuansa tradisional Jawa yang kental. Perpaduan batu bata merah dan ornamen kayu jati pada bangunan stasiun menambah kesan klasik dan autentik.
Meskipun tergolong stasiun kelas III/kecil, Stasiun Butuh memiliki pesona yang menawan pandang. Keunikan arsitekturnya menjadikannya primadona bagi para pecinta fotografi dan sejarah. Berjalan di sepanjang peron, pengunjung dapat merasakan atmosfer tempo dulu yang masih terjaga.
Meskipun kini Stasiun Butuh tidak lagi melayani naik turun penumpang, fungsinya sebagai tempat persilangan dan persusulan antarkereta api tetap vital. Di sini, pengunjung dapat menyaksikan momen langka bertemunya kereta api dari berbagai jurusan, menghadirkan pemandangan yang menarik dan penuh dinamika.
Bagi para penjelajah sejarah dan pecinta arsitektur klasik, Stasiun Butuh adalah destinasi yang wajib dikunjungi. Di sini, jejak masa lampau berpadu dengan pesona modern, menciptakan sebuah pengalaman wisata yang tak terlupakan.
0 Komentar